TauhidMetafisik #MakrifatImamAlGhozali~ Semoga Video Ini berkah Manfaat.~ Kunjungi =} ==== FACEBOOK =====(Muhammad Hamdan Alghozali) Klik Link Diba
29Maret, 2017. No. Inventaris : 649-PD/A.12. Buku Rahasia ajaran makrifat kejawen ini mengupas tentang rahasia diri manusia, dari tataran paling luar hingga paling dalam meliputi : jasmani (al-jism), jiwa (an-nafs), ruh (ar-ruuh), Nur Muhammad, kemudian ngelmu sangkan paran. Menurut keyakinan masyarakat Jawa, ngelmu sangkan paran adalah ilmu
Ilmuini adalah suatu ilmu makrifat dan syahadah secara sebenar-benar kpd Allah swt. Sungguh luar biasa dampak dari menguasai ilmu. c. ilmu pegangan para waliyulloh murni tanpa mantra. ilmu kunci dari segala ilmu (1) ilmu kunci karomah ayat kursi (1) ilmu mendatangkan raja jin syikh muhammad al asy'arii baghdaad (1) ilmu mengetahui no
16huruf ain khodamusnya adalah malik syarhilin. 17-huruf fa' khodamusnya adalah malik syatotilin. 18-huruf shod khodamusnya adalah malik hardiyalin. 19-huruf qof khodamusnya adalah malik azqilin. 20-huruf ro' khodamusnya adalah malik malik dahroil. 21-huruf syin khodamusnya adalah malik khordiya'il.
RahasiaMenyucikan Hati (Kunci-kunci Pembuka Pintu Makrifat Allah) di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Pasti Ori ∙ Garansi 7 Hari ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Rahasia Menyucikan Hati (Kunci-kunci Pembuka Pintu Makrifat Allah) di Mitra Wacana Media Official Store.
Hakekatrahasia kodam nafas . PERBENDAHARAAN ILMU GAIB (21/6/2010) March 19, 2016 koin banyak hoki1000 *KUNCI INTI KAROMAH* dead man *KUNCI ILMU ALHIKMAH* buanglah segala ambisi duniawi anda, baru kemudian baca kalimat toyiba "La illaha ilallah" berulang2 sampai pusaka keluar.
. Sangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari Allah SWT. Hapalan tetap lah hapalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah tidak adakan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu baharu sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat Allah dengan dalil yang anda miliki maka PASTI anda tidak akan sampai kehadirat-Nya. Ketika anda tidak sampai kehadirat-Nya sudah pasti anda sangat heran dengan ucapan orang-orang yang sudah bermakrifat, bisa berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rasulullah SAW dan melihat Allah SWT, dan anda menganggap itu sebuah kebohongan dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil yang menurut anda sudah benar, padahal kadangkala dalil yang anda berikan justru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebuat Khatamallahu ala Qulubihim Tertutup mata hati mereka itulah hijab yang menghalangi anda menuju Tuhan. Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang dibawakan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seoranpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa tidak berzikir kepada Allah” Abu Abdir Rahman As-Salamy. Di dalam hadist ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama Allah yakni Ulama yang selalu Zikir kepada Allah dengan segala konsekwensinya. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi yakni ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain. Masih ingat kita cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak berhak. Semakin tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadist nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut “Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku engkau menghalalkan darahku. HR. Thabrani. Hadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat? Karena ilmu itu memang amat rahasia, sahabat nabi saja tidak diizinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah nya terus kepada para Aulia Allah sampai saat sekarang ini. Jika ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah firmankan dalam Al-Qur’an surat Al-Ala, orang-orang yang cuma Ahli Syariat semata-mata, maka sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah dlolalah. Dan mereka ini mempunyai I’tikqat bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas diingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakekat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama artinya ilmu Thariqat itu intisari dari Ilmu Syari’at. Oleh karena itu jika anda ingin mengerti Thariqat, Hakekat dan Ma’rifat secara mendalam maka sebaiknya anda berbai’at saja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid Khalifah yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh dan ridho. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan buku-buku lalu mengingkari bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli thariqat. Dalam setiap peristiwa yang mewarnai kehidupan ini, seringkali kita tidak mampu atau tidak mau menangkap kehadiran Allah dengan segala sifat-sifatNya. Padahal sifat-sifat Allah sangat terkait erat dengan ayat-ayat kauniyahNya yang terhampar di atas muka bumiNya. Betapa Allah –melalui ayat-ayat kauniyahNya- memang ingin menunjukkan keMaha KuasaanNya dan keMaha BesaranNya agar hamba-hambaNya senantiasa mawas diri, waspada dan berhati-hati dalam bertindak dan berprilaku agar tidak mengundang turunnya sifat JalilahNya yang tidak akan mampu dibendung, apalagi dilawan oleh siapapun, dengan upaya dan sarana kekuatan apapun tanpa terkecuali, karena memang Allahlah satu-satunya pemilik kekuatan dan kekuasaan terhadap seluruh makhlukNya. Dikutip dari Tulisan Syekh Samman
Ketahuilah bahwa kunci makrifat kepada Allah adalah mengenal jati diri dan mengetahui hakikat nafsu. Hal ini sejalan dengan firman Allah, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di seluruh penjuru bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tadak cukupkah bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? QS Fushilat [41] 53. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda, “Siapa saja yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal tuhannya.” Artinya, tidak ada yang lebih dekat dengan kita kecuali diri kita sendiri. Sehingga ketika kita tidak mengenal diri sendiri, bagaimana mengenal tuhan kita? Namun, maksud “mengenal diri” di sini bukan mengenal diri dalam pengertian biasa. Boleh jadi ada orang yang berkata, “Saya sudah mengenal diri saya,” namun maksudnya adalah mengenal diri secara zahir atau fisiknya saja, yang terdiri dari tubuh, tangan, kaki, kepala, dan seterusnya. Sementara sesuatu yang ada di balik tubuh tidak diketahui, dimana ketika marah dia ingin memusuhi, ketika berhasrat dia ingin menikah, ketika lapar dia ingin makan, ketika haus dia ingin minum, dan seterusnya. Pada tingkatan ini, kita sama dengan hewan atau binatang. Karena itu, kita harus mengetahui hakikat diri kita yang sesungguhnya, sehingga kita tahu, terdiri dari apa diri kita, dari mana diri kita berasal sehingga sampai di tempat ini, untuk apa kita diciptakan, karena apa kita berbahagia, dan karena apa kita sengsara? Ketahui pula bahwa dalam diri kita terkumpul sifat-sifat kebinatangan, sifat-sifat hewan buas, sifat-sifat setan, dan sifat-sifat malaikat. Pantaslah Allah menyatakan dalam Al-Quiran, Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya, QS As-Syams [91]8. Semakin jauh dari sifat-sifat kebinatangan, semakin jauh dari sifat-sifat setan, dan semakin dekat dengan sifat-sifat malaikat, maka semakin luhur derajat kita sekaligus semakin dekat dengan kebahagiaan hakiki. Makanya manusia harus tahu yang diinginkan oleh sifat-sifat tersebut, apa saja makanannya, dan di manakah letak kebahagiaan masing-masing. Kebahagiaan hewan terletak pada makan, minum, tidur, dan kawin. Jika kita tergolong mereka, maka yang kita pentingkan tentunya adalah isi perut, tidur, dan pasangan. Kemudian kebahagiaan hewan buas terletak pada memukul dan mencabik-cabik tubuh lawan atau mangsa. Kemudian kebahagiaan setan terletak pada perbuatan tipu daya dan berbagai keburukan. Jika kita bagian dari mereka, maka lakukanlah perbuatan-perbuatan tersebut. Sementara kebahagiaan malaikat terletak pada menyaksikan keindahan hadirat Allah. Tidak ada jalan sedikit pun bagi para malaikat untuk marah atau memenuhi keinginan syahwat. Jika kita merasa satu tujuan dengan para malaikat, maka berusahalah mengetahui jati diri sendiri agar bisa mengenal Allah dan berhasil menggapai kebahagiaan yang hakiki nan abadi. Sebab, kebahagiaan yang hakiki berada di sisi Dzat Yang Abadi, menyaksikan keagungan dan keindahan-Nya tanpa penghalang apa pun. Pada saat yang sama, kita harus berusaha mengenali sifat-sifat yang dominan pada diri kita, membebaskan diri dari sifat-sifat hewan dan setan, menjauhkan diri dari tipu daya nafsu dan amarah, dan mendekatkan diri dengan sifat-sifat para malaikat. Namun, hal ini tidak boleh dipahami bahwa kita tidak boleh makan, minum, tidur, dan kawin dengan pasangan, melainkan menjadikan nafsu sebagai tahanan kita, bukan kita yang menjadi tawanannya. Sebab, Allah menciptakan nafsu untuk melestarikan kehidupan kita, bukan untuk menghancurkan kehidupan. Maka jadikanlah nafsu di belakang kita, bukan di depan kita. Jadikan nafsu sebagai kendaraan kita mencapai tujuan, bukan untuk menggagalkan tujuan. Setibanya di tujuan, letakkanlah kembali nafsu pada tempatnya, yakni di bawah kendali makrifat, hati, dan akal sehat kita. Fokuslah pada tempat dan sumber kebahagiaan, yakni Allah swt. Sebab, itulah tempat kebahagiaan hakiki dan abadi. Siapa pun yang menginginkan kebahagiaan itu haruslah mengetahui hakikat dirinya dan makrifat kepada Tuhannya. Demikian penjelasan tentang kunci makrifat kepada Allah dan kebahagiaan hakiki sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Ghazali Lihat Kimiya as-Saadah, hal. 124. Penulis M. Tatam Wijaya Editor Mahbib
MENGAPA ILMU MAKRIFAT HARUS DIRAHASIAKAN ? Ilmu Makrifat tidak boleh di ajarkan kepada yang bukan ahlinya, Nabi melarang dengan tegas. Karena Allah itu ghaib, maka perkara ini termasuk perkara yang dilarang untuk menyampaikannya dan haram pula dipaparkan kepada yang bukan ahlinya orang awam, sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadist Nabi bersabda وَعَائِيْنِ مِنَ الْعِلْمِ اَمَّا اَحَدُ هُمَا فَبَشَتْتُهُ لَكُمْ وَاَمَّااْلأَخِرُ فَلَوْبَثَتْتُ شَيْئًا مِنْهُ قَطَعَ هَذَالْعُلُوْمَ يَشِيْرُ اِلَى حَلْقِهِ Artinya “Telah memberikan kepadaku oleh Rasulullah SAW dua cangkir yang berisikan ilmu pengetahuan, satu daripadanya akan saya tebarkan kepada kamu. Akan tetapi yang lainnya bila saya tebarkan akan terputuslah sekalian ilmu pengetahuan dengan memberikan isyarat kepada lehernya. اَفَاتُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ وَاِضَاعَتُهُ اَنْ تَحَدَّثْ بِهِ غَيْرِ اَهْلِهِ Artinya “Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila anda ajarkan kepada yang bukan ahlinya.” Para sufi juga mengatakan وَلِلَّهِ مَحَارِمٌ فَلاَ تَهْتَكُوْهَا Artinya “Bagi Allah itu ada beberapa rahasia yang diharamkan membukakannya kepada yang bukan ahlinyah”. Banyak orang yang sudah belajar ilmu makrifat namun kadang dengan begitu mudahnya menceritakan ilmu yang dipelajarinya kepada orang lain tanpa melalui proses pengijazahan atau lewat mursyid guru yang ahli, sehingga tak sadar ilmunya justru hilang, dan disaat ajalnya tiba dia justru tak mendapat hidayah bertemu dengan Rabbnya sehingga kematiannya masuk kedalam golongan kematian syariat, hancur tubuhnya di dalam kubur dan mengalami siksaan karena pertanyaan Mungkar dan Nakir tak bisa terjawab olehnya, Masya Allah ILMU FIQHI DAN ILMU SYARIAT TIDAK BOLEH DIRAHASIAKAN Adapun Ilmu Fiqhi tak boleh disembunyikan karena itu merupakan landasan yang paling wajib agar manusia bisa beriman kepada Allah, menyembunyikan ilmu fiqhi hukumnya adalah neraka, Ilmu fiqhi boleh diajarkan kepada siapapun, dalilnya Adapun tentang Ilmu Fiqih atau Syariat Nabi bersabda بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً Artinya “Sampaikanlah oleh kamu walau satu ayat saja”. Adapun Ilmu Fiqih tidak boleh disembunyikan, sebagaimana sabda Nabi SAW مَنْ كَتَمَ عِلْمًا لِجَمِّهِ اللهِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ Artinya “Barangsiapa yang telah menyembunyikan suatu ilmupengetahuan ilmu syariat akan dikekang oleh Allah ia kelak dengan api neraka”. Beberapa pertanyaan sering terulang tentang mengapa Ilmu Makrifat di rahasiakan. Sebenarnya tak ada satu ilmu pun di dunia ini yang harus di rahasiakan, tetapi yang perlu kita ketahui adalah bahwa dalam menuntut ilmu itu tetaplah punya aturan atau persyaratan. Ibarat bila seseorang ingin belajar di perguruan tinggi atau sekolah maka tak semudah dan segampang atau sesuka hatinya dia masuk perguruan tinggi atau sekolah tersebut lantas menimba ilmu di perguruan tinggi tersebut dengan sesuka hatinya, tentulah perguruan tinggi atau sekolah punya aturan dalam menerima siswa / mahasiswanya. Bila orang tersebut memenuhi syarat dan kriteria maka layaklah dia diterima sebagai siswa/mahasiswa di perguruan tinggi atau sekolah tersebut. Begitupun bila seorang ingin menimba ilmu Makrifat maka tentu harus punya kriteria dan syarat agar diterima sebagai santri atau murid, Seorang guru makrifat dikenal dengan istilah Mursyid adalah guru yang sudah mendapat amanah dan terpilih secara langsung atau tidak langsung untuk meneruskan ilmu makrifat kepada orang lain, Terpilihnya seseorang jadi mursyid tentu karena orang tsb memiliki syarat dan kriteria baik di mata gurunya mursyidnya maupun di mata Rabb-Nya Tuhan sehingga dia bisa terpilih untuk mewarisi ilmu tersebut agar disampaikan kepada umat manusia. Pemilihan langsung biasa terjadi dari seorang Guru Mursyid kepada muridnya yang kelak akan jadi Mursyid pula, umumnya seorang guru akan mendapat hidayah dari Allah untuk memilih khalifahnya calon Mursyid, Dan kadang pula terjadi pemilihan tak langsung dari seorang guru kepada muridnya yang akan terpilih jadi Mursyid, seorang murid yang terpilih secara tak langsung bisa karena murid tersebut memiliki kriteria dan syarat jadi mursyid sehingga Allah memilih dia untuk meneruskan atau mengajarkan ilmu makrifat kepada umat manusia. Proses pemilihan tak langsung ini bisa terjadi melalui pengalaman batin murid tersebut inilah yang disebut dengan Ilham bila pada diri seorang Nabi disebut wahyu, sehingga berdasarkan pengalaman batinnya maka dia wajib menyampaikan perihal pengalaman batinnya tersebut kepada Guru sebelumnya, maka Guru sebelumnya akan menilainya dan meminta hidayah kepada Rabb Tuhan, maka bila hasil hidayah tersebut sang Guru akan melihat dengan mata bashirahnya mata batinya bahwa muridnya tersebut sudah layak menjadi guru Mursyid pula, maka resmilah sang murid tersebut menjadi Mursyid. Sang Mursyid adalah seorang yang harus mampu menjaga kerahasiaan ilmu makrifatnya dan akan menurunkan ilmu makrifat tersebut kepada umat manusia dalam hal ini yang memenuhi syarat melalui proses Ritual atau Inisiasi atau dalam dunia makrifat biasa dikenal dengan istilah Baiat. Proses penurunan ilmu yang tidak melalui baiat atau inisiasi , maka ilmu tersebut tak akan berkah. Bahkan bisa berkibat fatal baik kepada murid tsb maupun kepada Gurunya. Banyak terjadi seseorang yang sebenarnya bukan guru tapi mengangkat diri jadi guru dan berani mengajar ilmu makrifat tsb, Inilah bahayanya sehingga beberapa orang yang pernah datang belajar kepadanya justru mengalami kekecewaan. Ilmu makrifatulah yang sejati atau yang asli bila diturunkan tanpa melalui proses baiat atau inisiasi maka dapat membuat pengamalnya menjadi tidak waras atau gila bahkan bisa mendapat musibah, hidupnya susah atau lenyaplah ilmu tersebut pada dirinya, dsb, Inilah alasan mengapa ilmu makrifat tersebut terkesan dirahasiakan. Jadi ilmu makrifat yang sejati proses penurunannya haruslah melalui baiat atau inisiasi, dan saat baiat atau inisiasi maka sang mursyid yang sudah mendapat karomah dari Allah akan membuka tabir ismul jalalah atau tabir cahaya ilahi pada diri muridnya, Janganlah pernah berguru ilmu makrifat lewat buku bacaan, buku bacaan adalah sebagai sarana pendukung dan pelengkap saja untuk memahami ilmu makrifat, dan jangan pula berguru ilmu makrifat kepada orang menurunkan ilmu makrifat tersebut bukan lewat inisiasi atau baiat misalnya lewat ceramah, khutbah, diskusi, seminar, dsb , apalagi orang tersebut bukan guru atau Mursyid yang asli, tetapi mengangkat diri jadi Guru, ini banyak terjadi di sekitar kita. Maka ilmu yang dipelajarinya tidak akan berkah dan selamanya akan ngambang, merasa sudah benar dan sempurna tetapi justru tak sadar bahwa setan telah membelokkan dia kejalan yang sesat. Ilmu Ma’rifattullah dipahami dan diamalkan dalam 3 pemahaman , yaitu 1. PEMAHAMAN DASAR , sifat Ilmunya WAJIB FARDHU AIN bagi setiap umat islam yang sudah dewasa dan berakal sehat. 2. PEMAHAMAN YANG MENDALAM,yaitu Pemahaman yang sifatnya mendalam dan hanya di sampaikan kepada yang berhak saja serta tidak di sampaikan secara terbuka kepada khalayak umum. Hukumnya FARDHU KIFAYAH Untuk bisa memahaminya maka harus mendapatkan HIDAYAH ANUGERAH AL HIKMAH surat Albaqarah 269,Allah swt berfirman ; ” ALLAH MENGANUGRAHKAN AL HIKMAH pemahaman yang dalam tentang alquran dan As sunnah kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan barang siapa yang dianugerahi AL HIKMAH itu maka ia benar-benar telah di anugerahi karunia yang banyak dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran dari firman allah “ 3. Pemahaman yang RAHASIA DAN DIRAHASIAKAN,yaitu Pemahaman yang sifatnya RAHASIA dan tidak selayaknya disampaikan kepada siapapun kecuali hanya untuk diri sendiri karena ilmunya antara diri dan Allah swt semata. Hanya dengan RAHMAT ALLAH SWT seseorang DITARIK MASUK KEDALAM RAHASIANYA yang di tandai dengan adanya HIDAYAH MENDAPAT NIKMAT LUAR BIASA DARI UJUNG RAMBUT SAMPAI UJUNG KAKI atau mengalami RAHASIA PERJALANAN SPIRITUAL SURAT AL FATIHAH dan menerima ANUGERAH NIKMAT sebagaimana surat Alfatiha ayat 7 “ Jalan orang-orang yang telah Engkau ANUGERAHKAN NIKMAT kepada mereka,bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat “ DARI ABU HURAIRAH ” Aku telah hafal dari Rasulullah dua macam ilmuPertama Ialah Ilmu yg Aku Di Anjurkan Untuk MenyebarluaskanMengajarkan kepada Sekalian Yg Kedua Ialah Ilmu yg Aku Tidak Di Perintahkan Untuk Menyebarluaskanmengajarkankepada Apabila Ilmu Ini Aku Sebarluaskan Niscaya Engkau Sekalian Akan Memotong Leherku. “ Ke RAHASIAAN ini juga dibenarkan oleh Allah swt sebagaimana yang di isyaratkan dalam Alquran surat ke 35 Fatir ayat 32 ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِي Tsumma auratsnaal kitaabal-ladziina-ashthafainaa min ibaadinaa faminhum zhaalimun linafsihi waminhum muqtashidun waminhum saabiqun bil khairaati biidznillahi dzalika huwal fadhlul kabiiru Artinya “Kemudian Kitab itu Alquran kami wariskan kepada orang – orang yang kami pilih diantara hamba-hamba kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan ijin Allah , yang demikian itu adalah karunia yang sangat besar “ Wassalam
Kunci Pembuka dan Rahasia ILMU MA’RIFATTULLAH TITIK…….. TITIK……..ada dimanapun ……begitu pula dengan NUR MUHAMMAD yang ada di dalam segala sesuatu di alam semesta ini………Jika Ibarat Allah swt adalah LAUTAN maka NUR MUHAMMAD adalah GELOMBANGNYA……dan Alam semesta adalah BUIH YANG BERTEBARAN DI PANTAINYA…………….. NUR MUHAMMAD yang menjadi RUH bagi seluruh ALAM SEMESTA tidak diciptakan oleh Allah swt dari sesuatu menjadi sesuatu….tetapi TERBIT DARI ALLAH SWT SENDIRI sehingga harus dipahami dan di yakini bahwa HAKEKAT NUR MUHAMMAD adalah ALLAH SWT…………….. ALLAH itu Nama kebesaran TUHAN YANG MAHA ESA dan menjadi Nama Tuhan bagi Umat Islam agar dengan NAMA itu umat Islam menjadi sangat mudah MENGENALNYA melalui pemahaman ILMU MA’RIFATTULLAH yang disampaikan dalam Majelis TASAWWUF atau dalam Majelis TAREKAT tertentu……………….. Kitab Teberubut menguraikannya melalui penjelasan pemahaman Nama ALLAH yang terdiri dari ALIF,LAM AWAL,LAM AKHIR DAN HA………………. Penjelasan Pemahaman ini untuk membuktikan bahwa benar ALLAH SWT meliputi dan ada di dalam segala sesuatu di Alam semesta ini Annisa 126 dan juga ada pada diri tiap Manusia Qaf 16 ……….. Sering kali ditemukan seseorang menyampaikan Pemahaman Ilmu Ma’rifattullah dengan menggunakan bahasa isyarat atau MANTIK atau KIASAN…..yang cuma bisa di pahami oleh sedikit orang………….SESUNGGUHNYAGAK ADA YANG PERLU DI TUTUP – TUTUPI JIKA YANG DISAMPAIKAN ADALAH SEBUAH KEBENARAN……….. Syaitan terdiri dari GOLONGAN JIN DAN DARI GOLONGAN MANUSIA………….bahkan Syaitan dari Golongan manusia banyak yang bergelar Ulama,Kyai,Ustadz dan lain – lain….mereka lebih sulit dihadapi dari pada Syaitan dari Golongan Jin…….. Hakekat manusia adalah RUH…….sehingga dalam pembahasan Ilmu Ma’rifattullah tidak lagi membahas tentang JASAD atau TUBUH……….dan ibadahnya adalah MEMBERSIHKAN JIWA / NAFS……………………. ALLAH pada diri Manusia tidak berada di JANTUNG atau di HATI tapi sebagai HAKEKAT NUR MUHAMMAD yang duduknya di RUH dan menjadi RAHASIA bagi MANUSIA…………… Sebagai DZAT MAHA MUTLAK maka ALLAH Swt tidak dapat di serupakan dengan apapun…..Namun sebagai HAKEKAT NUR MUHAMMAD maka ALLAH SWT dapat berwujud apapun yang meliputi dan ada di dalam segala sesuatu dialam semesta ini……………….. Jadi hanya PENDUSTA BESAR yang menyatakan telah bertemu dengan ALLAH Swt sebagai DZAT MAHA MUTLAK ALLAH ……….. Pemahaman tentang Ilmu Ma’rifattullah jika tidak diiringi dengan pemahaman Ilmu Syareat yang baik hanya akan melahirkan ORANG-ORANG UJUB atau SOMBONG dan SELALU MEMBANGGAKAN DIRI KARENA ILMUNYA……….padahal sesungguhnya dia tidak memiliki ilmu sedikitpun……………….. MENGENAL ALLAH SWT itu meliputi mengenal WUJUDNYA,ASMANYA,SIFATNYA dan DZATNYA…….yang tak terpisahkan ,meliputi dan ada didalam segala sesuatu di alam semesta ini…..
Dikutip dari Kitab Kimyatusy Sya’adah – Al Ghazali Mengenal diri itu adalah “Anak Kunci” untuk Mengenal Alloh. Hadis ada mengatakan MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARAFA RABBAHU Siapa yang kenal kenal dirinya akan Mengenal Alloh Firman Alloh Taala Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup bagi kamu bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? QS. 4153 Tidak ada hal yang melebihi diri sendiri. Jika anda tidak kenal diri sendiri, bagaimana anda hendak tahu hal-hal yang lain? Yang dimaksudkan dengan Mengenal Diri itu bukanlah mengenal bentuk lahir anda, tubuh, muka, kaki, tangan dan lain-lain anggota anda itu. karena mengenal semua hal itu tidak akan membawa kita mengenal Alloh. Dan bukan pula mengenal perilaku dalam diri anda yaitu bila anda lapar anda makan, bila dahaga anda minum, bila marah anda memukul dan sebagainya. Jika anda bermaksud demikian, maka binatang itu sama juga dengan anda. Yang dimaksudkan sebenarnya mengenal diri itu ialah Apakah yang ada dalam diri anda itu? Dari mana anda datang? Kemana anda pergi? Apakah tujuan anda berada dalam dunia fana ini? Apakah sebenarnya bagian dan apakah sebenarnya derita? Sebagian daripada sifat-sifat anda adalah bercorak kebinatangan. Sebagian pula bersifat Iblis dan sebagian pula bersifat Malaikat. Anda hendaklah tahu sifat yang mana perlu ada, dan yang tidak perlu. Jika anda tidak tahu, maka tidaklah anda tahu di mana letaknya kebahagiaan anda itu. Kerja binatang ialah makan, tidur dan berkelahi. Jika anda hendak jadi binatang, buatlah itu saja. Iblis dan syaitan itu sibuk hendak menyesatkan manusia, pandai menipu dan berpura-pura. Kalau anda hendak menurut mereka itu, lakukan sebagaimana kerja-kerja mereka itu. Malaikat sibuk dengan memikir dan memandang Keindahan Ilahi. Mereka bebas dari sifat-sifat kebinatangan. Jika anda ingin bersifat dengan sifat KeMalaikatan, maka berusahalah menuju asal anda itu agar dapat anda mengenali dan menuju pada Alloh Yang Maha Tinggi dan bebas dari belenggu hawa nafsu. Sebaiknya hendaklah anda tahu kenapa anda dilengkapi dengan sifat-sifat kebintangan itu. A dakah sifat-sifat kebinatangan itu akan menaklukkan anda atau adakah anda menakluki mereka?. Dan dalam perjalanan anda ke atas martabat yang tinggi itu, anda akan gunakan mereka sebagai tunggangan dan sebagai senjata. Langkah pertama untuk mengenal diri ialah mengenal bahwa anda itu terdiri dari bentuk yang zhohir, yaitu tubuh ; dan hal yang batin yaitu hati atau Ruh . Yang dimaksudkan dengan “HATI” itu bukanlah daging yang terletak dalam sebelah kiri tubuh. Yang dimaksudkan dengan “HATI” itu ialah satu hal yang dapat menggunakan semua kekuatan, yang lain itu hanyalah sebagai alat dan kaki tangannya saja. Pada hakikat hati itu bukan termasuk dalam bidang Alam NyataAlam Ijsam tetapi adalah termasuk dalam Alam Ghaib. Ia datang ke Alam Nyata ini ibarat pengembara yang melawat negeri asing untuk tujuan berniaga dan akhirnya kembali akan kembali juga ke negeri asalnya. Mengenal hal seperti inilah dan sifat-sifat itulah yang menjadi “Anak Kunci” untuk mengenal Alloh. Sedikit ide tentang hakikat Hati atau Ruh ini bolehlah didapati dengan memejamkan mata dan melupakan segala hal yang lain kecuali diri sendiri. Dengan cara ini, dia akan dapat melihat tabiat atau keadaan “diri yang tidak terbatas itu”. Meninjau lebih dalam tentang Ruh itu adalah dilarang oleh hukum. Dalam Al-Quran ada diterang, Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. Bani Israil85 Demikianlah sepanjang yang diketahui tentang Ruh itu dan ia adalah mutiara yang tidak bisa dibagi-bagi atau dipecah-pecahkan dan ia termasuk dalam “Alam Amar/perintah”. Ia bukanlah tanpa permulaan. Ia ada permulaan dan diciptakan oleh Alloh. Pengetahuan falsafah yang tepat mengenai Ruh ini bukanlah permulaan yang harus ada dalam perjalanan Agama, tetapi adalah hasil dari disiplin diri dan berpegang teguh dalam jalan itu, seperti tersebut di dalam Al-Quran Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. Al-Ankabut69 Untuk menjalankan perjuangan Keruhanian ini, bagi upaya pengenalan kepada diri dan Tuhan, maka Tubuh itu bolehlah diibaratkan sebagai sebuah Kerajaan, Ruh itu ibarat Raja. Pelbagai indera senses dan daya fakulti itu ibarat satu pasukan tentara. Aqal itu bisa diibaratkan sebagai Perdana Menteri. Perasaan itu ibarat Pemungut pajak, perasaan itu terus ingin merampas dan merampok. Marah itu ibarat Pegawai Polisi, marah sentiasa cenderung kepada kekasaran dan kekerasan. Perasaan dan marah ini perlu ditundukkan di bawah perintah Raja. Bukan dibunuh atau dimusnahkan karena mereka ada tugas yang perlu mereka jalankan, tetapi jika perasaan dan marah menguasai Aqal, maka tentulah Ruh akan hancur. Ruh yang membiarkan kekuatan bawah menguasai kekuatan atas adalah ibarat orang orang yang menyerahkan malaikat kepada kekuasaan Anjing atau menyerahkan seorang Muslim ke tangan orang Kafir yang zalim. Orang yang menumbuh dan memelihara sifat-sifat iblis atau binatang atau Malaikat akan menghasilkan ciri-ciri atau watak yang sepadan dengannya yaitu iblis atau binatang atau Malaikat itu. Dan semua sifat-sifat atau ciri-ciri ini akan nampak dengan bentuk-bentuk yang jelas di Hari Pengadilan. Orang yang menurut hawa nafsu nampak seperti babi, Orang yang garang dan ganas seperti anjing dan serigala, Orang yang suci seperti Malaikat. Tujuan disiplin akhlak moral ialah untuk membersihkan Hati dari karat-karat hawa nafsu dan amarah, sehingga ia jadi seperti cermin yang bersih yang akan memantulkan Cahaya Alloh Subhanahuwa Taala. Mungkin ada orang bertanya, “Jika seorang itu telah dijadikan dengan mempunyai sifat-sifat binatang, Iblis dan juga Malaikat, bagaimanakah kita hendak tahu yang sifat-sifat Malaikat itu adalah sifatnya yang hakiki dan yang lain-lain itu hanya sementara dan bukan sengaja?” Jawabannya ialah mutiara atau inti sesuatu makhluk itu ialah dalam sifat-sifat yang paling tinggi yang ada padanya dan khusus baginya. Misalnya keledai dan kuda adalah dua jenis binatang pembawa barang-barang, tetapi kuda itu dianggap lebih tinggi darjatnya dari keledai karena kuda itu digunakan untuk peperangan. Jika ia tidak boleh digunakan dalam peperangan, maka turunlah ke bawah derajatnya kepada derajat binatang pembawa barang-barang. saja. Begitu juga dengan manusia; daya yang paling tinggi padanya ialah ia bisa berfikir yaitu Aqal. Dengan pikiran itu dia bisa memikirkan hal-hal Ketuhanan. Jika daya berfikir ini yang meliputi dirinya, maka bila ia mati bercerai nyawa dari tubuh , ia akan meninggalkan di belakang semua kecenderungan pada hawa nafsu dan marah, dan layak duduk bersama dengan Malaikat. Jika berkenaan dengan sifat-sifat Kebinatangan, maka manusia itu lebih rendah tarafnya dari binatang, tetapi Aqal menjadikan manusia itu lebih tinggi tarafnya, karena Al-Quran ada menerangkan bahwa, Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentingan mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang keesaan Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. Luqman20 Jika sifat-sifat yang rendah itu menguasai manusia, maka setelah mati, ia akan memandang terhadap keduniaan dan merindukan keindahan di dunia saja. Ruh manusia yang berakal itu penuh dengan kekuasaan dan pengetahuan yang sangat menakjubkan. Dengan Ruh Yang Berakal itu manusia dapat menguasai segala cabang ilmu dan Sains. Dapat mengembara dari bumi ke langit dan balik semula ke bumi dalam sekejap mata. Dapat memetakan langit dan mengukur jarak antara Ruh itu juga manusia dapat menangkap ikan ikan dari laut dan burung-burung dari binatang-binatang untuk tunduk kepadanya seperti gajah, unta dan kuda. Lima indera pancaindera manusia itu adalah ibarat lima buah pintu terbuka menghadap ke Alam Nyata Alam Syahadah ini. Lebih ajaib dari itu lagi ialah Hati. Hatinya itu adalah sebuah pintu yang terbuka menghadap ke Alam Arwah Ruh-ruh yang ghaib. Dalam keadaan tidur, apabila pintu-pintu dunia tertutup, pintu Hati ini terbuka dan manusia menerima berita atau kesan-kesan dari Alam Ghaib dan kadang-kadang membayangkan hal-hal yang akan datang. Maka hatinya adalah ibarat cermin yang memantulkan bayangan apa yang tergambar di Luh Mahfuz. Tetapi meskipun dalam tidur, pikiran tentang hal-hal keduniaan akan menggelapkan cermin ini. maka gambaran yang diterimanya tidaklah terang. Setelah lepasnya nyawa dengan tubuh mati, Pikiran-pikiran tersebut hilang sirna dan segala sesuatu terlihatlah dalam keadaan yang sebenarnya. Firman Alloh dalam Al-Quran Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari hal ini, maka Kami singkapkan dari padamu tutup yang menutupi matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam. Qaaf22.
rahasia kunci segala kunci ilmu makrifat